Pages

Ads 468x60px

Rabu, 31 Oktober 2012

How to be a Handsome Man

Menjadi Pria Ganteng Idola Perempuan

Menjadi dambaan perempuan merupakan impian setiap lelaki, apalagi untuk mencari seorang isteri, tentu dibutuhkan suatu pesona yang indah dan menyenangkan untuk menarik hati perempuan yang kita sukai. Ada beberapa tips dari saya untuk menarik perhatian seorang perempuan, diantaranya:

"Kesan pertama begitu indah dan mempesona, selanjutnya terserah anda",,,mungkin ucapan dari sebuah iklan tersebut ada benarnya, pandangan pertama pasti hal pertama yang akan dinilai seorang perempuan terutama dari fisik seorang pria. Pada umumnya perempuan menyukai seorang pria yang bersih wajahnya. Soal ganteng atau tidak ganteng itu adalah anugerah Allah SWT, yang penting kita bisa mensyukuri dan pandai merawat pemberian Allah SWT, itu yang terpenting. Tapi kegantengan tidak akan mejadi tolak ukur pertama seorang  perempuan untuk memilih pasangan. Jadi tenang saja untuk yang merasa dirinya tidak ganteng. Yang paling penting kita pandai bersyukur akan nikmat Allah Swt, dan jangan sampai kita mengubah wajah atau badan kita dengan operasi plastik, karena perbuatan itu sama aja kita telah mengkufuri nikmat Allah SWT.  

Cara merawat Kegantengan  pria:
  • Rajin Berwudhu, beribadah dan Shalat Malam, insya Allah wajah anda akan bersinar setiap hari, karena ada kasih sayang dari Allah yang selalu melindungi anda
  • Rajin membersihkan wajah dengan memakai FACIAL FOAM (sabun pembersih muka) seperti produk NIVEA For Man/ LOREAL For Man/ GARNIER For Man, apapun yang cocok dengan jenis kulit anda, setelah itu gunakanlah pelembab yang melindungi kulit anda dari teriknya sinar Matahari yang dilengkapi dengan SPF Protector, bisa dengan PELEMBAB NIVEA For Man/LOREAL For Man/GARNIER For Man/ produk lainya, setiap pagi dan sebelum tidur setelah membersihkan wajah dengan facial foam
  • Murah Senyum, jangan cepet marah, tapi harus bijaksana dan berwibawa,karena senyum adalah sebagian dari ibadah. Senyum yang indah tentu saja tidak jauh dengan yang namanya perawatan gigi dan bau mulut. Rajinlah gosok gigi minimal sehabis makan, dan sebelum tidur, kurang lebih 3x sehari. Karena senyum yang dibarengi gigi yang bersih dan bau mulut yang segar  bisa memikat hati seorang perempuan.
  • Jangan terlalu banyak bicara atau cerewet karena perempuan kadang-kadang tidak menyukai pria yang cerewet, tapi bicaralah seperlunya, sopan, bijaksana, wibawa dan tegas.
  • Perempuan paling senang dimanjakan dan diperhatikan, maka anda harus bisa memanjakan hati perempuan dengan mengajaknya ibadah, mengajaknya makan, membelikan hadiah/bunga dengan cara yang sesuai dan sopan menurut norma agama dan norma adat/kesopanan yang berlaku di daerah masing-masing. Ingat jangan sampai berkhalwat atau berdua-duaan didalam suatu ruangan/ tempat, pilihlah tempat yang ramai, atau ajaklah saudara/sepupu/ teman yang semuhrim untuk menemani anda. 
  • Pria yang pantang untuk meminta/ meminjam uang terhadap perempuan, itulah pria yang disukai perempuan. Jadi jangan jadi pria yang mata duitan, karena fitrahnya seorang pria adalah untuk mencari nafkah untuk perempuan. So jangan mata duitan atau minta uang kembali bila anda sudah mentraktir dan mengajak perempuan yang anda sukai makan di restoran. Itu sama saja anda menurunkan harga diri sebagai seorang pria alias JATUH HARGA.
  •  Pria yang berpakaian rapi dan bersih
  • Tidak memakai tatto atau tindikan
  • Pria yang berambut pendek, sesuai dengan hadist:
Rambut Rasulullah saw antara telinga sebelah kanan lurus ke telinga sebelah kiri. Panjangnya sebatas telinga, sebatas pundak. 

Jika seorang laki-laki mempunyai rambut lebih dari bahu maka termasuk menyerupai wanita dan bagi wanita jika kurang dari sebahu maka termasuk menyerupai laki-laki (HR. Muslim, Nasai, Tirmidzi)


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki”. (Hadits Riwayat Bukhari)


Hadist di atas menunjukkan kepada kita larangan bagi laki-laki untuk menyerupai wanita, baik itu dengan cara melembutkan suara maupun dengan menirukan gerakan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya dari karakter kewanitaan.
  • Pria yang Mempunyai Rambut  yang Rapi dan Tidak Panjang

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka melihat rambut panjang, acak-acakan dan tidak terurus. Wa’il bin Hijr berkata:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِي شَعْرٌ طَوِيلٌ فَلَمَّا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذُبَابٌ ذُبَابٌ قَالَ فَرَجَعْتُ فَجَزَزْتُهُ ثُمَّ 
أَتَيْتُهُ مِنْ الْغَدِ فَقَالَ إِنِّي لَمْ أَعْنِكَ وَهَذَا أَحْسَنُ رواه أبو داود

"Saya menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan rambut saya panjang. Ketika melihat saya seperti itu, Beliau bersabda: “Zabaabun (jelek).” Saya pulang dan mencukurnya. Keesokannya saya kembali menemui Beliau. Beliau bersabda: “Saya bukan bermaksud (menjelek-jelekan) dirimu, (penampilanmu) ini lebih baik." [HR Abu Dawud].

  •  Pria yang Berambut Pendek dengan Gaya Rambut Tidak Panjang Sebelah
Rambut di kepala juga boleh dicukur dengan syarat memotong semua bagian-bagiannya
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang bayi yang dicukur sebagian rambutnya dan membiarkan sebagiannya memanjang. Beliau melarangnya dan bersabda:
احْلِقُوْا كُلَّهُ أَوْ اتْرُكُوْا كُلَّهُ رواه أبو داود

"Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya". [HR Abu Dawud dengan sanad shahih sesuai dengan syarat Muslim].

Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:

 عَنِ الْقَزَعِ رواه البخاري و مسلمrنَهَى رَسُوْلُ اللهِ

"Rasulullah melarang dari Qaza". [Bukhari No. 5576 dan Muslim No. 2120]

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan beberapa bentuk qaza’ yang dilarang, yaitu; mencukur rambutnya di sana sini dari kepalanya, mencukur di tengahnya dan membiarkan di sampingnya, mencukur di bagian samping dan membiarkan di bagian tengahnya, mencukur di bagian depan dan membiarkan di bagian belakang.


[ Syamsuddin Muhammad bin Abu Bakar Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul Maudud Bi Ahkam Al Maulud, Beirut, Daar Al Jiil, 1988, hlm. 119]


by: RA
 

 

0 komentar:

Posting Komentar

 

About