PROSES
PENCIPTAAN MANUSIA
1.Tahap Akumulasi
Anasir Kimiawi Biologis dari Saripati Tanah
- Fase ini manusia belum mempunyai bentuk dan nama apapun, akan tetapi ia merupakan rangkaian waktu yang tak terhitung masanya kecuali sesuai dengan ketetapan takdir Allah
Allah
Swt berfirman:
“ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa,
sedang dia ketika itu bukan merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Al-Insaan:1)
- Masih merupakan unsur-unsur atau zat-zat kimiawi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia (calon bapak atau ibunya).
- Seiring berjalannya waktu, dengan takdir Allah, zat-zat atau unsur-unsur tersebut menjadi satuan akumulasi yang berubah menjadi bahan baku sperma (air mani) yang tersimpan dalam jaringan sel-sel tubuh manusia
Allah Swt berfirman:
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.
(Al-Mu’minun:12)
2. Tahap Air Mani (Sperma/ Nuthfah)
- Dalam Al-Qur’an disebut nuthfah
Allah Swt berfirman:
“ Kemudian Kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim)”
(Al-Mu’minuun: 13)
“Hai manusia jika kamu ada keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna…(Al-Hajj:5)
- Adanya air mani disebabkan suatu proses aktivitas komunikasi/ interaksi biologis antara dua jenis, laki-laki dan perempuan dewasa (suami-isteri), dimana keduanya atau salah satunya telah mencapai titik kulminasi hubungan komunikasi biologis, yang akhirnya memancarkan air sperma.
- Air sperma yang memancar keluar terbuang sia-sia tanpa ada guna dan manfaat disebut nuthfah min main mahin
Allah Swt berfirman:
“Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina (air mani) (As-Sajadah: 8)
- Air mani yang memancar terus masuk ke dalm rahim perempuan (isteri) melalui lubang servik-nya disebut nuthfah min main yumna
Allah
Swt berfirman:
“Bukankakh dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim)” (Al-Qiyaamah: 37)
“Isteri-isterimu
adalah (seperti) tanah tempat
kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu
bagaimana saja yang kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk
dirimu,dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemuiNya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.” (Al-Baqarah:223)
3.Tahap
Pertemuan antara Nuthfah (Sperma Laki-Laki dan Ovum Perempuan)
- Disebut proses Nuthfah Amsyaj, yaitu pencampuran sperma dan ovum yang masing-masing memiliki 46 kromosom
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (Al-Insaan:2)
4.
Tahap Alaqatan (Segumpal Darah)
- Al-Qur’an menggunakan kata Alaqah yaitu nuthfah yang melekat pada dinding rahim, menurut Dr. Quraisy Shihab berarti segumpal darah, atau sejenis cacing yang terdapat dalam air, bila diminum dapat melekat di tenggorokan. Proses ini terjadi hingga akhir minggu ke-2
- Kata Alaqah disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 6 kali, 5 kali berkenaan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan janin (bayi dalam kandungan), dan yang lainnya berkenaan dengan keadaan hubungan timbal balik antara suami isteri dalam rumah tangganya.
5.
Tahap
Mudghatan (Segumpal Daging)
- Setelah proses alaqah, yaitu sperma sampai dinding rahim, selaput janin pun mulai terbentuk, kemudian terentanglah tali pusar yang menghubungkan zigot (bakal janin) dengan si ibu, untuk menerima makanan dari darah si ibu. Disinilah fase gumpalan darah Alaqah menjadi gumpalan daging (mudghah)
- Pada tahap konsepsi terjadi, sel-sel yang berkembang bergetar hingga ke jantung si ibu. Sang ibu baru menyadari bahwa ia sudah tidak lagi mengalami haid dan bayi pun cukup besar (tampak) untuk dilihat).
- Kata Mudghah disebut dalam al-qur’an sebanyak 5 kali, diantaranya:
Surah
Al-Mu’minun:13
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim)”
6.
Tahap
Idzaman
- Fase yang ditandai adanya organ-organ utama bayi dan otak yang telah terbentuk, misalnya: struktur mata mulai terbentuk meskipun belum terbentuk kelopak mata secara utuh, kemudian otot-otot mulai berkembang ke seluruh titik fungsi anggota tubuh, struktur telinga terbentuk, jantung bayi dapat berdenyut, dan jari jemari kaki mulai terbentuk.
- Kata Idzaman dalam Al-Qur’an sebanyak 13 kali, diantaranya dalam surat Al-Mu’minun:13
7.
Tahap
Lahman
- Setelah tahap idzaman langsung terus menerus berproses menuju kesempurnaannya, pembungkusan organ-organ anggota tubuh dengan daging menyertainya hingga mencapai keserasian dan keseimbangan penciptaan wujud yang indah. Selanjutnya janin tersebut terus berkembang dan memasuki fase lahman.
- Pada fase ini jenis kelamin bayi pun dapat diamati dengan jelas.
- Pengertian tahap ini juga dapat diartikan sebagai kulit ketuban (amnion stage), yaitu suatu selaput yang membungkus janin. Didalamnya terdapat cairan masin yang memenuhi kantong tersebut yang berfungsi sebagai pelindung janin dari benturan-benturan keras atau goncangan besar yang dapat membahayakan kehidupan janin.
Surah
Al-Mursalaat: 22
“Sampai waktu yang ditentukan”
- Kata lahman dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 11 kali, 2 diantaranya berbicara mengenai proses pertumbuhann dan perkembangan janin dalam rahim sang ibu, yaitu dalam Surah Al-Baqarah:259, dan Al-Mu’minuun: 13
8.
Tahap
Khalqan Akhar
- Tahapan dimana penciptaan atau pembentukan telah sempurna, yaitu janin sudah tampak seperti bayi, struktur tubuh sempurna, indera perasaannya sempurna, sarat al-factory (bagian dari otak yang berhubungan dengan indera penciuman) telah berkembang sempurna.
- Bayi dapat melakukan fungsi fisik internal, seperti menelan, bereaksi terhadap perubahan –perubahan temperature dan dapat membedakan rasa manis dan atau pahit.
- Matanya menjadi peka terhadap cahaya, mampu mendengar detak jantung ibunya dan suara-suara biologis lainnya, baik dari dalam rahim (internal) maupun dari luar rahim (eksternal), lebih dari itu sangat peka terhadap sentuhan-sentuhan dari luar
- Sang bayi sudah memiliki jadwal waktu khusus, seperti waktu tidur dan terjaga serta waktu aktivitas biologis seperti cegukan dan lainnya
- Kata Khalqan Akhar terdapat dalam Surah Al-Mu’minuun:13, kata ini dalam terjemahannya dapat diidentikkan dengan kata sawwa, artinya “ keserasian dan keseimbangan atau kesempurnaan (penciptaan dan pembentukan) wujud”.
Hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, sebagai berikut:
“
Dari Abdurrahman, yaitu Abdullah bin Mas’ud
r.a, ia berkata, “Rasulullah Saw menceritakan (memberi keterangan)
kepadaku, dimana beliau itu orang yang benar dan lagi dapat dibenarkan; bersabda
sebagai berikut,
‘Sesungguhnya
setiap orang dari kamu terkumpul (masa)
kejadiannya didalam perut ibunya 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi
alaqah sama
jumlah masanya dengan itu, lalu menjadi mudghah sama jumlahnya dengan
itu, Kemudian malaikat mengembuskan roh kepadanya…” (HR Mutafaq’Alaihi)
Hadist
tersebut menjelaskan bahwa fase perkembangan kejadian manusia di dalam rahim
sang ibu adalah 120
hari, yang terbagi menjadi 3 masa, yaitu:
a.
40 hari masa proses nuthfah
b.
40 hari masa alaqah
c. 40 hari
masa mudghah
Kemudian hari-hari berikutnya adalah fase manusia bernyawa,
yang diidentifikasikan sebagai individu yang memiliki hak-hak manusia,
sebagaimana layaknya manusia yang sudah lahir di bumi ini.
Dengan keterangan dari tabyin
Rasulullah Saw tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi pada 3 tahapan
pembentukan, yaitu
- 1.Mulai Sejak Hubungan Biologis
Memancarnya nuthfah bersama ovum ke
rahim sampai menjadi alaqah, yang disebut periode Zigot, sampai fertilisasi sampai akhir minggu
ke-2
- 2.Periode Alaqah sampai Mudghah
Periode Embrio,
yang dimulai dari akhir minggu ke-2 sampai dengan bulan ke-2
- 3.Periode Mudghah sampai melahirkan
Periode Fetus,
yang dimulai dari akhir bulan ke -2 sampai kelahiran
Sumber:
Islam, Ubes Nur. 2003. Mendidik
Anak Dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini, Cet.1.
Jakarta: Gema Insani Pers.
0 komentar:
Posting Komentar